Minggu, 06 November 2016

Democracy of Indonesia Take It To The Next Level

Did you know that The November 4 (411) protest was one remarkable history of Indonesian democracy. Because It taught Indonesians many lessons, but the highlight is how the government has been maturing itself in responding a protest. It was a surprise, and definitely a smart move, of the Police to use much more cooperative and humanist approach rather than using violence to deal with the protesters by beginning their security routines with praying and dhikr. The way the security officials handle the protesters must be highly appreciated, well done officer!. Their effort to resist repressive actions, during the day, especially was a breakthrough and superb!. It was something new in our democracy. This was the key of the success of the government in 411 rally.

Despite some clashes between the protesters and the police, the overall protest has been very peaceful, nicely done. What happened on November 4 was maybe beyond what the government may expect. The violence level was relatively low with small number of casualties. One of the protesters dead because his previous asthma history, and not related to any attack or accidental shooting. What happened in Penjaringan area was a pure criminal activity done by rascals, not protesters, but again the government has shown its readiness to handle such unexpected situation not to spread in other areas. In fact, it was actually not related to the protests. It was done by some irresponsible people who take advantage of the protest. Yet, the government could promptly took needed action to bring back situation to normal in relatively short time. 

All in all, the government has done a marvellous job in dealing with this protest. What was feared was not occurring and all situation could be handled very well and wisely, thumbs up for our government. We hope that this will be a new era of Indonesian democracy, which is more mature and humanist. Bravo Goverrment of Indonesia! Bravo Jokowi President of Indonesia which has been guarding democracy.

Here is the full text from the news :
The November 4 (411) protest was one remarkable history of Indonesian democracy. It taught Indonesians many lessons, but the highlight is how the government has been maturing itself in responding a protest. It was a surprise, and definitely a smart move, of the Police to use much more cooperative and humanist approach to deal with the protesters by beginning their security routines with praying and dhikr. The way the security officials handle the protesters must be highly appreciated. Their effort to resist repressive actions, during the day, especially was a breakthrough. It was something new in our democracy. This was the key of the success of the government in 411 rally.

Despite some clashes between the protesters and the police, the overall protest has been very peaceful. What happened on November 4 was maybe beyond what the government may expect. The violence level was relatively low with small number of casualties. One of the protesters dead because his previous asthma history, and not related to any attack or accidental shooting. What happened in Penjaringan area was a criminal activity done by rascals, not protesters, but again the government has shown its readiness to handle such unexpected situation not to spread in other areas. In fact, it was actually not related to the protests. It was done by some irresponsible people who take advantage of the protest. Yet, the government could promptly took needed action to bring back situation to normal in relatively short time. 

All in all, the government has done a marvellous job in dealing with this protest. What was feared was not occurring and all situation could be handled very well and wisely. We hope that this will be a new era of Indonesian democracy, which is more mature and humanist. Bravo!

Jumat, 26 Agustus 2016

Menurunnya Penduduk Miskin Di DKI



Tahukah anda bahwa Penduduk miskin di DKI menurun sebesar 3.75% dari sebelum nya 3.93% ? ini berdasarkan data BPS yang disampaikan oleh Pak Syech Suhaimi Kepala BPS Provinsi DKI Jakarta.

BPS juga mencatat dari batas kemiskinan sebesar 487.388 rupiah dan sekarang menjadi 510.359 rupiah jumlah penduduk miskin yang awalnya 398.92 turun menjadi 384.30. Berkat #kinerjaAhok

Amazing, Warga Sorong Sekarang Telah Menikmati Gas Bumi


PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) yang dipimpin Hendi Prio Santoso mulai hari ini memasok gas bumi untuk kebutuhan memasak kepada 3.898 rumah, yang tersebar di 5 kelurahan di Sorong, Papua Barat.

Jaringan Gas Bumi dan Energi Baik ke rumah-rumah di Sorong ini merupakan yang pertama kali di Papua. Infrastruktur ini dibangun oleh Kementerian ESDM kemudian menunjuk PGN sebagai operator untuk mengoperasikan dan menyalurkan gas buminya.

Bagaimana cerita para ibu rumah tangga di Sorong yang pertama kali masak pakai Gas Bumi dan Energi Baik?

"Ibu sangat bersyukur dengan adanya Gas Bumi dan Energi Baik ini, jadi tidak tergantung lagi sama tabung LPG atau minyak tanah," kata Dominggus Safle, ditemui di rumahnya, Jalan Terong, Kelurahan Malawele, Sorong, Papua, Senin (29/2/2016). Dominggus menceritakan, sebelumnya sehari-hari dirinya memasak menggunakan bahan bakar LPG ukurang 12 kg. Namun kadang-kadang tabung isi ulang LPG di Sorong sulit didapat sehingga harganya melambung. "Kalau lagi langka harga LPG 12 kg di Sorong bisa Rp 450.000/tabung, kalau sudah begitu ibu pilih pakai kompor minyak tanah dulu," ucapnya.

Ia mengaku tak terlalu khawatir ketika pertama kali menggunakan gas bumi, karena hampir sama seperti menggunakan LPG, hanya bedanya bila LPG menggunakan tabung, sedangkan gas bumi mengalir melalui pipa gas dan langsung ke dapur. "Jadi ibu tak perlu repot-repot lagi gotong-gotong tabung LPG dari rumah ke warung, gas bumi mengalir 24 jam, dan lebih murah daripada LPG apalagi minyak tanah," tutup Dominggus.

Ditambahkan kata Business Unit Head Gas Products PGN, Wahyudi Anas, sampai Januari 2016 sudah menyalurkan gas ke lebih dari 107.690 rumah tangga di berbagai daerah."Jaringan gas bumi ke lebih dari 107.690 rumah tangga itu, dibangun PGN dengan biaya sendiri tanpa mengandalkan uang negara atau APBN," ungkap Wahyudi.Selain ke rumah tangga, PGN saat ini juga menyalurkan gas ke lebih dari 1.857 pelanggan komersil (rumah makan, mal, hotel, restoran, rumah sakit) dan Usaha Kecil Menengah seperti warteg, jamu, hingga usaha genteng. PGN juga menyalurkan gas ke 1.529 industri dan pembangkit listrik.

"Saat ini PGN telah membangun dan mengoperasikan pipa gas bumi lebih dari 6.970 km. Jumlah ini mempresentasikan 76% dari total seluruh jaringan pipa gas hilir yang ada di Indonesia," tutup Wahyudi.

Tulisan ini disumbangkan untuk jadi artikel situs Si-Nergi 
Sumber:  PGN di sorong

Akhirnya, Gas Bumi dan Energi Baik Mengalir di Natuna


Kementerian ESDM menugaskan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) yang saat ini di pimpin oleh Hendi Prio Santoso untuk membangun dan mengoperasikan pipa West Natuna Transportation System (WNTS) sepanjang 5 kilometer (km) dari perairan Natuna bagian barat ke Pulau Pemping.

Penugasan ini diberikan berdasarkan Keputusan Menteri ESDM Nomor 6105 Tahun 2016 (Kepmen ESDM 6105/2016). Dirjen Migas Kementerian ESDM, IGN Wiratmaja Puja, mengungkapkan bahwa akhirnya pemerintah memutuskan pipa tersebut dibangun oleh PGN dengan pertimbangan agar Gas Bumi dan Energi Baik bisa dinikmati oleh semua pihak.

Kalau pipa WNTS dibangun oleh Premiere Oil dengan skema hulu, kontraktor Natuna Sea Block A yang memproduksi gas di hulu, maka tol fee (biaya transportasi gas) yang ditetapkan akan tinggi sekali karena kontrak Premiere akan habis pada 2028, biaya investasi yang mereka keluarkan harus sudah kembali sebelum kontrak habis.Sedangkan kalau pipa dibangun PLN, maka pipa tidak bisa open access (terbuka untuk semua pihak), hanya bisa digunakan untuk memasok gas ke pembangkit listrik. 

Karena itu, pemerintah menyerahkan proyek pipa WNTS ke PGN. Dengan begitu, pipa bisa open access, semua pihak bisa menggunakannya asal membayar tol fee. Gas bumi dan energi baik bisa didistribusikan tidak hanya untuk kelistrikan, tapi juga untuk industri dan rumah tangga.

Pipa WNTS memiliki ukuran 16 inch, kapasitasnya 120 mmscfd, panjangnya 5 km. Untuk tahap awal, pipa ini akan mengalirkan gas sebanyak 40 sampai 90 mmscfd ke Pulau Pemping. Gas Bumi dan Energi Baik tersebut akan dipakai untuk pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) milik PLN. 

"Proyek ini tentunya akan memperluas pemanfaatan produksi gas bumi nasional, dan dapat meningkatkan kepastian pasokan gas dalam negeri," kata Sekretaris Perusahaan PGN, Heri Yusup. Heri menambahkan, proyek WNTS ke Pulau Pemping juga akan memperkuat infrastruktur Gas Bumi dan Energi Baik dalam negeri khususnya di wilayah Indonesia bagian Barat. 

"Proyek ini juga sejalan dengan misi PGN untuk menciptakan integrated market di Indonesia bagian Barat hingga akhirnya akan menuju ke integrasi nasional yang akan mengukuhkan PGN sebagai National Gas Company," tutup Heri.

Tulisan ini disumbangkan untuk jadi artikel situs Si-Nergi 

Sumber:  PGN di Natuna

Awesome, Ada Lebih Dari 7100Km Pipa Gas Bumi yang Telah Dioperasikan Oleh PGN

PGN yang saat ini dipimpin oleh Hendi Prio Santoso selaku Dirut, telah menorehkan banyak prestasi. Diantaranya saat ini PGN  telah membangun dan mengoperasikan pipa gas bumi lebih dari 7.100 kilometer (km). Tahukah anda?,Jumlah ini setara 76% pipa gas bumi seluruh Indonesia. Kalau menilik dari sejarahnya tidak gampang membangun jaringan pipa gas di Indonesia dikarena kan rintangan yang banyak. Menurut Sri Budi Mayaningsih yang saat ini menjabat sebagai Direktur Utama PT PGAS Telekomunikasi Nusantara, anak usaha PGN , PGN telah membangun pipa gas bumi sejak era 1970-an di mana harga gas terpaksa dijual dengan murah, karena pada periode itu harga BBM masih murah karena disubsidi pemerintah bahkan sebagian dari impor.

PGN tetap optimis dengan jalur bisnis mendistribusikan gas melalui pipa gas. Salah satu pertimbangannya, Indonesia sudah banyak bergantung pada BBM impor yang dijual murah (subsidi) dan ini terus membebani keuangan negara. Sementara kata Sri Budi Mayaningsih, Indonesia memiliki produksi Gas Bumi dan Energi Baik yang cukup besar dan cadangan gas yang berlimpah, serta bisa menggantikan impor BBM selama ini.

Ditambahkan Direktur PGN, Dilo Seno Widagdo, saat ini PGN telah membangun dan mengoperasikan lebih dari 7.100 km pipa Gas Bumi dan Energi Baik, yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Pipa-pipa gas tersebut memasok Gas Bumi dan Energi Baik yang efisien dan ramah lingkungan ke lebih dari 107.690 rumah tangga pelanggan PGN, 1.857 usaha kecil, mal, restoran, hotel, rumah sakit, serta 1.529 industri skala besar dan pembangkit listrik.

Dilo Seno Widagdo mencontohkan, awal tahun ini PGN sudah menyelesaikan beberapa infrastruktur di beberapa daerah. Seperti di Pasuruan, Jawa Timur, PGN menyelesaikan pembangunan pipa gas bumi di wilayah Kejayan-Purwosari sepanjang 15 kilometer (km), kemudian di wilayah Jetis-Ploso sepanjang 27 km. Lalu PGN juga telah selesai membangun di wilayah Kalisogo-Waru, Jawa Timur sepanjang 30 km. PGN juga berhasil menyelesaikan proyek pipa distribusi gas bumi di wilayah Nagoya, Pulau Batam sepanjang 18,3 km. Selain di Jawa Timur dan Batam, PGN juga terus membangun infrastruktur di wilayah eksisting maupun wilayah baru dalam rangka pembukaan pasar baru atau pioneering.

PGN terus berkomitmen membangun infrastruktur dan memperluas pemanfaatan gas bumi di dalam negeri. Gas bumi merupakan energi baik, bersih, efisien, dan diproduksi dari perut bumi Indonesia alias tak impor.

Tulisan ini disumbangkan untuk jadi artikel situs Si-Nergi 

Sabtu, 06 Agustus 2016

Ahok Sang Pelayan Masyarakat DKI

Kinerja Ahok sebagai gubernur DKI sudah sangat banyak diantaranya:  

1.Perubahan terminal Rawamangun, 
2.Sejumlah Ruang Publik Terpadu Ramah Anak yang dibangun di 5 wilayah DKI, 
3.Normalisasi sungai Ciliwung, 
4.Normalisasi sungai Ciliwung-Cikini, 
5.Pembenahan bangunan bersejarah di kawasan Kota Tua, 
6.Penataan Waduk Pluit, 
7.Penutupan kawasan Lokalisasi Kali Jodo, 
8. Pembangunan rusunawa bagi warga DKI yang terkena gusuran, 
9. Pembenahan Kampung Pulo, 
10. Kawasan wisata kuliner Lenggang Jakarta yang nyaman untuk makan, 
11. Halte Kali Besar Barat yang sekarang cantik, dulu mah apalah ya 
12. Daging Murah untuk peserta KJP , Dan masih banyak lagi kinerja Ahok dalam membenahi Jakarta , beberapa kinerja ahok bisa di search dalam twitter dengan taggar #kinerjaahok atau follow twitter saya: @hmanggala 

Bagi Ahok, mengerjakan tugas-tugasnya melayani rakyat lebih dari segalanya. Lebih dari popularitas dan keuntungan-keuntungan material sekalipun. karena itulah, ia dengan tegas menolak kegiatan yang mencoba mengalihkan perhatiannya melakukan tugas utamanya, melayani rakyat yang disebutnya 'tuan'. Ahok tak bermaksud mengecewakan siapapun, ia hanya ingin melakukan tugasnya sebaik mungkin yang kepadanya rakyat dan negara memberinya upah. Diluar itu ia akan sangat selektif. 

Dalam pandangan ahok, melayani rakyat tanpa sebuah fokus sama halnya "membunuh diri dan karir nya" sebagai pelayan rakyat. Juga membunuh rakyat yang dilayaninya. Biarkan saya fokus bekerja untuk membuat rakyat lebih sehat dan lebih sejahtera, kata beliau.

Mengenai pilkada 2017 nanti ahok berniat tidak melakukan kampanye dan menyerahkan semuanya kepada rakyat, biarkan rakyat yang menilai apa yang telah dilakukan. 

Sumber: 
buku The Ahok Way, Hidup adalah kebenaran, mati adalah keuntungan 

Rabu, 30 Maret 2016

Menanti Kedatangan 8 kargo LNG dari Kilang LNG Tangguh Papua Ke FSRU Lampung..


Delapan kargo LNG tersebut berasal dari Kilang LNG Tangguh Papua dan diterima secara bertahap, mulai April hingga akhir tahun 2016 ini.

FSRU adalah sebuah terminal terapung yang di dalamnya dilengkapi dengan fasilitas untuk menampung LNG dan fasilitas untuk mengubah LNG menjadi gas (regasifikasi).

FSRU Lampung memiliki kapasitas penampung LNG sebesar 170.000 m3 dan kemampuan regasifikasi 240 MMSCFD (juta kaki kubik per hari). FSRU Lampung terletak di lepas pantai, yang berjarak sekitar 21 km dari Labuhan Maringgai, Lampung.

Tulisan ini disumbangkan untuk jadi artikel situs Si-Nergi

Sumber: gatra

Terungkap, FSRU Lampung Salurkan 1,1 Juta Meter Kubik Kargo LNG Tahun ini..

Apa hubungan  Floating Storage and Regasification Unit (FSRU) Lampung, dengan PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN)? ternyata, FSRU lampung sekarang dikelola oleh PT PGN LNG Indonesia, yang merupakan anak usaha PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN).

FSRU adalah sebuah terminal terapung yang di dalamnya dilengkapi dengan fasilitas untuk menampung LNG dan fasilitas untuk mengubah LNG menjadi gas (regasifikasi). FSRU Lampung memiliki kapasitas penampung LNG sebesar 170.000 meter kubik dan kemampuan regasifikasi 240 MMSCFD (juta kaki kubik per hari). FSRU Lampung terletak di lepas pantai, yang berjarak sekitar 21 km dari Labuhan Maringgai, Lampung.

Heri Yusup, Sekretaris Perusahaan PGN, menjelaskan bahwa sebelum disalurkan, LNG tersebut melalui proses regasifikasi (mengubah dalam bentuk cair menjadi gas). Dari FSRU Lampung, gas tersebut mengalir melalui pipa bawah laut menuju ke stasiun penerima di Labuhan Maringgai yang terhubung dengan pipa South Sumatera West Java (SSWJ) sehingga gas tersebut dapat didistribusikan ke pelanggan PGN di Jawa Bagian Barat dan Sumatera Bagian Selatan.

Heri menambahkan keberadaan FSRU Lampung ini akan sangat mendukung pemenuhan kebutuhan energi nasional terutama untuk Indonesia bagian Barat dan Indonesia bagian Tengah.

Tulisan ini disumbangkan untuk jadi artikel situs Si-Nergi

Sumber: Tribun

Regasifikasi di Ujung Selatan Sumatera..


FSRU Lampung yang dikelola anak usaha PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN), PT PGN LNG Indonesia, mulai  April 2016 ini akan menerima kargo gas alam cair. 

Dalam rangka mendukung pemenuhan kebutuhan gas bumi bagi pelanggan PGN di Jawa Bagian Barat dan Sumatera Bagian Selatan. Delapan kargo LNG tersebut berasal dari Kilang LNG Tangguh Papua dan diterima secara bertahap, mulai April hingga akhir tahun.

Singkatan dari apa kah FSRU itu? FSRU atau Floating Storage and Regasification Unit adalah fasilitas terminal terapung yang di dalamnya dilengkapi dengan fasilitas untuk menampung LNG dan fasilitas untuk mengubah LNG menjadi gas (regasifikasi). FSRU Lampung memiliki kapasitas penampung LNG sebesar 170 ribu meter kubik dan kemampuan regasifikasi 240 juta kaki kubik per hari (mmscfd). dan terletak di lepas pantai, yang berjarak sekitar 21 km dari Labuhan Maringgai, Lampung.

Tulisan ini disumbangkan untuk jadi artikel situs Si-Nergi

Sumber: republika 

Senin, 15 Februari 2016

Cool, Thorium Bangka Hasilkan 90 Persen Energi Listrik #energiAlternatif


Potensi energi alternatif thorium untuk menghasilkan energi listrik sebanyak 90 persen dari 121 ribu ton yang tersedia di Pulau Bangka.


Menurut Kepala Batan, Djarot Sulistio Wisnubroto, energi alternatif Thorium lebih aman daripada uranium berikut ini alasan nya:

Uranium merupakan unsur yang dapat membelah diri setelah bereaksi nuklir. Reaksi uranium akan menghasilkan plutonium, yakni hal yang biasa digunakan dalam dunia persenjataan. 

Sementara energi alternatif thorium memiliki sifat yang tidak dapat membelah diri. Thorium hanya akan membelah diri apabila direaksikan dengan neutron terlebih dahulu. Karena tidak bisa membelah diri, maka ini berarti tidak dapat menghasilkan plutonium. Dengan kata lain penggunaannya aman karena tidak ada pemanfaatan untuk persenjataan.

Selain itu menurut Djarot limbahnya lebih sedikit dari uranium yang bisa berkisar 300 meter per kubik dalam setahun dengan ukuran pembangkit listrik sebanyak 1000 MegaWatt (MW).  Dia berpendapat, total limbah thorium diperkirakan di bawah 300 meter kubik.

Semoga Thorium yang kita miliki dapat dimanfaatkan dengan maksimal sebagai energi alternatif.

Tulisan ini disumbangkan untuk jadi artikel situs Si-Nergi

Sumber: republika 

Amazing, 1 ton Thorium Sebesar Bola Basket Menjadi Pembangkit Listrik Energi Alternatif Berdaya 1000 MW

Tahukah anda Energi Alternatif Thorium? Thorium memilki densitas energi terpadat sehingga 1 ton Thorium yang hanya sebesar bola basket dapat menjadi bahan bakar pembangkit listrik berdaya 1000 MW selama 1 tahun. Bandingkan dengan uranium yang membutuhkan 200 ton atau batubara yang membutuhkan 3,5 juta ton, wow dan yang lebih menggembirakan bahwa indonesia memilki Cadangan Energi Alternatif Thorium untuk 1000 tahun. 


Thorium sendiri adalah sebuah unsur dengan no atom 90 yang mempunyai sifat radioaktif yang dapat dipakai sebagai bahan bakar reaktor nuklir. Karena Thorium bukan inti fisile maka untuk menggunakan Thorium harus memakai Uranium tetapi ini hanya untuk awal memicu reaksi karena setelah itu Thorium yang disebut inti fertile (subur) dapat membelah dan menghasilkan Uranium 233 atau dapat dilakukan penembakan dengan Neutron sehingga Thorium membelah.

Revolusi energi berikutnya dalam Energi Alternatif adalah Thorium Energy, sebuah sumber energi yang bersih, menghasilkan limbah nuklir yang sangat kecil, tidak dapat di persenjatai, tidak mengeluarkan emisi apapun dan karena densitas energi yang sangat tinggi maka energi yang dihasilkan sangat murah. Thorium akan mengakhiri pengunaan bahan bakar berbasis fosil seperti minyak dan batubara selamanya karena di masa depan kendaraan, kapal laut bahkan pesawat terbang dapat memakai Thorium sebagai bahan bakar.

Semoga pembangkit listrik thorium segera diimplementasikan di negeri Indonesia tercinta.

Tulisan ini disumbangkan untuk jadi artikel situs Si-Nergi
Sumber : Kompasiana 

Kamis, 21 Januari 2016

Indonesia Akan Belajar Garap Energi Terbarukan dari Negeri Mahabarata

Potensi energi terbarukan Indonesia amat besar, namun sayangnya belum terkelola dengan baik dan terarah.Lalu kemana Indonesia harus belajar menggarap energi terbarukan?

Menurut Direktur Eksekutif IESR Fabby Tumiwa, politik dalam negeri India terkait energi terbarukan telah begitu matang. Bahkan, India serius untuk menargetkan penggunaan energi terbarukan dalam beberapa tahun mendatang.

"Soal clean energy, kalau kita lihat politik domestik India serius memakai energi terbarukan. Target mereka itu di tahun 2030 mencapai 300.000 megawatt (MW)," kata Fabby dalam sebuah diskusi di Jakarta, Minggu (20/12/2015).

Jadi sepertinya memang benar kalau kita harus belajar dari negeri pemilik Taj Mahal tersebut.
Tulisan ini disumbangkan untuk jadi artikel situs Si-Nergi 
Sumber: Kompas 

Wah, Ada Trinitas di Dewan Energi Nasional (DEN)

Ternyata Dewan Energi Nasional (DEN) telah memiliki tiga prioritas pembangunan energi jangka panjang, Pertama itu energi terbarukan, prioritas kedua itu kurangi penggunaan BBM, ketiga maksimumkan gas," hal ini terungkap oleh anggota Dewan Energi Nasional Rinaldy Dalimy di Gedung Dewan Pers Jakarta, Minggu (29/11/2015).

Lalu apa sih prioritas utama dari trinitas alias tiga prioritas tadi? Menurut Rinaldy, energi terbarukan akan menjadi prioritas utama karena pada tahun 2025 mendatang 23 persen dari total penggunaan energi nasional akan ditopang oleh Energi baru terbarukan (EBT). Oleh karena itu, saat ini DEN tengah fokus mendorong pemerintah dalam proyek perkembangan Energi baru terbarukan (EBT) di berbagai daerah.

Hmm gimana nasib batubara ya? Rinaldy menambahkan, batu bara juga tetap akan mengcover ketiga program prioritas tersebut. Namun hal ini akan dipertimbangkan sesuai dengan keadaan perekonomian internasional.

Tulisan ini disumbangkan untuk jadi artikel situs Si-Nergi 
Sumber: Okezone 

7 habits of highly success "Energi Baru Terbarukan"

Apa sih syarat yang harus dilakukan oleh pemerintah agar energi terbarukan sukses?, Energi Baru dan Terbarukan (EBT) diharapkan akan mampu menjadi alternatif energi jangka panjang bagi Indonesia. Pasalnya, permintaan energi nasional tumbuh lebih tinggi dibandingkan permintaan energi global. Menurut International Energy Agency (IEA), pertumbuhan energi global pada dekade ini mencapai 1,4 persen. Bandingkan dengan pertumbuhan permintaan energi nasional yang mencapai 3 hingga 4 persen per tahunnya.
Untuk itu, EBT merupakan suatu keharusan untuk dapat dikembangkan oleh Indonesia. Menyikapi hal ini, Pertamina dalam dialog pada acara Pertamina Energy Forum telah menyampaikan tujuh hal yang perlu disediakan oleh pemerintah agar EBT dapat segera digunakan oleh masyarakat.

"Ke depan, dalam rangka keberlanjutan penyediaan energi, pemerintah harus menerapkan skema petroleum guna meningkatkan cadangan terbukti migas dan serius menggunakan EBT," tutur Corporate Secretary PT Pertamina (Persero) Wisnuntoro di Jakarta, Rabu (25/11/2015).

Menurut Wisnuntoro, ada 7 hal yang harus diperhatikan oleh pemerintah agar dapat segera memanfaatkan EBT.

Ketujuh hal tersebut adalah :
1.Penetapan harga jual listrik sesuai tingkat keekonomian, 
2.Pemberian subsidi, 
3.Pemberian insentif, 
4.Kemudahan perizinan, 
5.Penataan lahan untuk kepentingan energi, 
6.Tata kelola pemerintahan yang terjaga dan bersih, 
7.Serta penegakan hukum yang adil.

Bila 7 habits ini diterapkan pemerintah, niscaya Energi Baru dan Terbarukan-EBT dapat dinikmati oleh masyarakat dengan biaya yang lebih terjangkau.

Tulisan ini disumbangkan untuk jadi artikel situs Si-Nergi 
Sumber: Okezone 

Luar Biasa, Pellet yang Ini Bisa Menghemat Anggaran Pemerintah!

Pellet yang dimaksud disini adalah wood pellet yang merupakan energi terbarukan. Wood Pellet yang dikembangkan oleh PT Energy Biomassa Indonesia (EBI), anak usaha PT Energy Management Indonesia, Menurut direkturnya, Satrio Astungkoro , EBI harus konsisten dalam upaya mengembangkan energi terbarukan di Indonesia. Permasalahan seperti teknologi, pendanaan, dan ketersediaan bahan baku (biomassa) merupakan permsalahan yang dialami PT EBI sebagai pengembang energi terbarukan.

"Saya yakin meskipun mengalami beberapa kendala peluang energi terbarukan di Indonesia sangat terbuka lebar hal ini mengingat sumber energi fosil yang bisa habis, ditambah negara negara di dunia pun sudah sepakat utk gunakan EBT di konferensi Paris kemarin," ujar Satrio.

Saat ini, menurut Satrio PT EBI sebagai BUMN dengan bidang usaha Konservasi dan Konversi Energi Baru dan Terbarukan masih mengandalkan dana pribadi untuk mengembangkan produksi wood pellet sebagai sumber pengembangan.

Lalu apa sih yang mendasari hal ini?ternyata hal ini dikarenakan Keputusan pemerintah dan PT PLN (Persero) untuk menaikkan tarif dasar listrik (TDL) untuk pelanggan rumah tangga dengan daya 1.300 dan 2.200 volt ampere (VA) menuai banyak reaksi di kalangan masyarakat. Beberapa kalangan menilai langkah reformasi anggaran yang ditempuh tersebut cukup berat.

Peneliti Indonesia Budget Center (IBC) Roy Salam menjelaskan, di era Presiden Joko Widodo (Jokowi), ada perubahan pola di mana subsidi energi dicabut cukup besar sehingga diharapkan tercipta ruang fiskal yang cukup besar yang bisa digunakan untuk membangun infrastruktur termasuk infrastruktur energi.

"Meski ada anggaran membangun infrastruktur energi, pembangunan lebih banyak dilakukan untuk membangun infrastruktur migas dan hal tersebut membuktikan belum cukup seriusnya pemerintah melalui lembaga lembaganya baik kementrian ESDM, Kementrian Riset, atau pun lembaga lain di bidang energi terbarukan," paparnya dalam keterangan tertulis, Kamis (17/12/2015)

Menurut Roy, sudah menjadi rahasia umum bahwa sektor energi merupakan 'gula' bagi pihak pihak energi di Indonesia . "Permasalahan saat ini adalah bagaimana kemudian pemerintah membagi konsentrasi antara energi migas dan energi terbarukan. Bagaimana mengolah energi migas secara benar namun juga mengembangkan energi terbarukan, namun saat ini kebijakan energi terbarukan belum dapat di sinergikan kepada lembaga lembaga yang berwenang," lanjut Roy.

Padahal Dalam buku Rencana Induk Pengembangan Energi Baru Terbarukan (RIPEBAT) 2010-2025 kementrian ESDM mencatat ke-enam provinsi tersebut adalah Papua , Kalimantan Timur , Sulawesi selatan , Kalimantan barat , sumatera utara , dan Aceh . ESDM juga mencatat bahwa untuk seluruh Indonesia, potensi energi skala besar dan kecil tidak kurang dari 75.670 MW , dan baru dimanfaatkan sebesar 4200 MW atau 5,6 persen.

Jadi kalau energi terbarukan di kembangkan maka tentu saja akan menghemat anggaran pemerintah.

Tulisan ini disumbangkan untuk jadi artikel situs Si-Nergi 
Sumber: Okezone 

Sadis, 64 Juta Ton Sampah akan disulap jadi 1TeraWatt listrik!

Kementerian ESDM saat ini sedang melirik potensi sampah menjadi energi terbarukan. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI melihat potensi Indonesia untuk memiliki sumber energi dari sampah begitu besar. Apalagi tiap tahun Indonesia menghasilkan 64 juta ton sampah. Hal ini harus mulai dimanfaatkan sebagai sumber energi.

Menurut Direktur Pengolahan Sampah Kementerian LHK Sudirman di Balaikota Depok disela - sela Workshop Urgensi Pembangunan Sistem Pengelolaan Sampah di Daerah dengan Kemenko Perekonomian, "ESDM jangan hanya fokus yang itu - itu saja. Tetapi coba kembangkan sampah menjadi energi terbarukan. 64 juta ton sampah se Indonesia. Bayangkan 1000 tonnya itu mampu hasilkan 16 MW listrik," 

Bila 1000 ton sampah menghasilkan 16MW listrik maka 64 juta ton sampah akan menghasilkan 1024000 MW Listrik atau sebesar 1000 Gigawatt atau sebesar 1TeraWatt Listrik! wow..sadis..

Lalu gimana caranya? Sudirman mendorong Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian untuk menggelontorkan subsidi kepada sejumlah daerah yang peduli penuntasan masalah sampah. Ia mengambil contoh cukup memilih 5 kota untuk fokus dalam program pengolahan sampah.

"ESDM harus mulai mikir dari situ. Manfaatkan sampah jadi energi terbarukan, jadi prioritas. Sampah itu justru lebih berkelanjutan kalau yang lain akan habis. Kelihatannya dana yang dimiliki pemda untuk olah sampah enggak cukup, pemerintah pusat harus bantu. Cari lima lokasi dimana pemerintahnya interest betul," katanya.

Ia mencontohkan kota Malang mampu berkomitmen untuk membuat bank sampah induk. Ia juga mendorong Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan banyak APBD yang dimiliki fokus mengolah sampah.

Semoga cepat terealisasi agar listrik tdak byar pet lagi, lanjutkan perjuangan energi terbarukan wahai ESDM.

Tulisan ini disumbangkan untuk jadi artikel situs Si-Nergi 
Sumber: Okezone