Kamis, 21 Januari 2016

Indonesia Akan Belajar Garap Energi Terbarukan dari Negeri Mahabarata

Potensi energi terbarukan Indonesia amat besar, namun sayangnya belum terkelola dengan baik dan terarah.Lalu kemana Indonesia harus belajar menggarap energi terbarukan?

Menurut Direktur Eksekutif IESR Fabby Tumiwa, politik dalam negeri India terkait energi terbarukan telah begitu matang. Bahkan, India serius untuk menargetkan penggunaan energi terbarukan dalam beberapa tahun mendatang.

"Soal clean energy, kalau kita lihat politik domestik India serius memakai energi terbarukan. Target mereka itu di tahun 2030 mencapai 300.000 megawatt (MW)," kata Fabby dalam sebuah diskusi di Jakarta, Minggu (20/12/2015).

Jadi sepertinya memang benar kalau kita harus belajar dari negeri pemilik Taj Mahal tersebut.
Tulisan ini disumbangkan untuk jadi artikel situs Si-Nergi 
Sumber: Kompas 

Wah, Ada Trinitas di Dewan Energi Nasional (DEN)

Ternyata Dewan Energi Nasional (DEN) telah memiliki tiga prioritas pembangunan energi jangka panjang, Pertama itu energi terbarukan, prioritas kedua itu kurangi penggunaan BBM, ketiga maksimumkan gas," hal ini terungkap oleh anggota Dewan Energi Nasional Rinaldy Dalimy di Gedung Dewan Pers Jakarta, Minggu (29/11/2015).

Lalu apa sih prioritas utama dari trinitas alias tiga prioritas tadi? Menurut Rinaldy, energi terbarukan akan menjadi prioritas utama karena pada tahun 2025 mendatang 23 persen dari total penggunaan energi nasional akan ditopang oleh Energi baru terbarukan (EBT). Oleh karena itu, saat ini DEN tengah fokus mendorong pemerintah dalam proyek perkembangan Energi baru terbarukan (EBT) di berbagai daerah.

Hmm gimana nasib batubara ya? Rinaldy menambahkan, batu bara juga tetap akan mengcover ketiga program prioritas tersebut. Namun hal ini akan dipertimbangkan sesuai dengan keadaan perekonomian internasional.

Tulisan ini disumbangkan untuk jadi artikel situs Si-Nergi 
Sumber: Okezone 

7 habits of highly success "Energi Baru Terbarukan"

Apa sih syarat yang harus dilakukan oleh pemerintah agar energi terbarukan sukses?, Energi Baru dan Terbarukan (EBT) diharapkan akan mampu menjadi alternatif energi jangka panjang bagi Indonesia. Pasalnya, permintaan energi nasional tumbuh lebih tinggi dibandingkan permintaan energi global. Menurut International Energy Agency (IEA), pertumbuhan energi global pada dekade ini mencapai 1,4 persen. Bandingkan dengan pertumbuhan permintaan energi nasional yang mencapai 3 hingga 4 persen per tahunnya.
Untuk itu, EBT merupakan suatu keharusan untuk dapat dikembangkan oleh Indonesia. Menyikapi hal ini, Pertamina dalam dialog pada acara Pertamina Energy Forum telah menyampaikan tujuh hal yang perlu disediakan oleh pemerintah agar EBT dapat segera digunakan oleh masyarakat.

"Ke depan, dalam rangka keberlanjutan penyediaan energi, pemerintah harus menerapkan skema petroleum guna meningkatkan cadangan terbukti migas dan serius menggunakan EBT," tutur Corporate Secretary PT Pertamina (Persero) Wisnuntoro di Jakarta, Rabu (25/11/2015).

Menurut Wisnuntoro, ada 7 hal yang harus diperhatikan oleh pemerintah agar dapat segera memanfaatkan EBT.

Ketujuh hal tersebut adalah :
1.Penetapan harga jual listrik sesuai tingkat keekonomian, 
2.Pemberian subsidi, 
3.Pemberian insentif, 
4.Kemudahan perizinan, 
5.Penataan lahan untuk kepentingan energi, 
6.Tata kelola pemerintahan yang terjaga dan bersih, 
7.Serta penegakan hukum yang adil.

Bila 7 habits ini diterapkan pemerintah, niscaya Energi Baru dan Terbarukan-EBT dapat dinikmati oleh masyarakat dengan biaya yang lebih terjangkau.

Tulisan ini disumbangkan untuk jadi artikel situs Si-Nergi 
Sumber: Okezone 

Luar Biasa, Pellet yang Ini Bisa Menghemat Anggaran Pemerintah!

Pellet yang dimaksud disini adalah wood pellet yang merupakan energi terbarukan. Wood Pellet yang dikembangkan oleh PT Energy Biomassa Indonesia (EBI), anak usaha PT Energy Management Indonesia, Menurut direkturnya, Satrio Astungkoro , EBI harus konsisten dalam upaya mengembangkan energi terbarukan di Indonesia. Permasalahan seperti teknologi, pendanaan, dan ketersediaan bahan baku (biomassa) merupakan permsalahan yang dialami PT EBI sebagai pengembang energi terbarukan.

"Saya yakin meskipun mengalami beberapa kendala peluang energi terbarukan di Indonesia sangat terbuka lebar hal ini mengingat sumber energi fosil yang bisa habis, ditambah negara negara di dunia pun sudah sepakat utk gunakan EBT di konferensi Paris kemarin," ujar Satrio.

Saat ini, menurut Satrio PT EBI sebagai BUMN dengan bidang usaha Konservasi dan Konversi Energi Baru dan Terbarukan masih mengandalkan dana pribadi untuk mengembangkan produksi wood pellet sebagai sumber pengembangan.

Lalu apa sih yang mendasari hal ini?ternyata hal ini dikarenakan Keputusan pemerintah dan PT PLN (Persero) untuk menaikkan tarif dasar listrik (TDL) untuk pelanggan rumah tangga dengan daya 1.300 dan 2.200 volt ampere (VA) menuai banyak reaksi di kalangan masyarakat. Beberapa kalangan menilai langkah reformasi anggaran yang ditempuh tersebut cukup berat.

Peneliti Indonesia Budget Center (IBC) Roy Salam menjelaskan, di era Presiden Joko Widodo (Jokowi), ada perubahan pola di mana subsidi energi dicabut cukup besar sehingga diharapkan tercipta ruang fiskal yang cukup besar yang bisa digunakan untuk membangun infrastruktur termasuk infrastruktur energi.

"Meski ada anggaran membangun infrastruktur energi, pembangunan lebih banyak dilakukan untuk membangun infrastruktur migas dan hal tersebut membuktikan belum cukup seriusnya pemerintah melalui lembaga lembaganya baik kementrian ESDM, Kementrian Riset, atau pun lembaga lain di bidang energi terbarukan," paparnya dalam keterangan tertulis, Kamis (17/12/2015)

Menurut Roy, sudah menjadi rahasia umum bahwa sektor energi merupakan 'gula' bagi pihak pihak energi di Indonesia . "Permasalahan saat ini adalah bagaimana kemudian pemerintah membagi konsentrasi antara energi migas dan energi terbarukan. Bagaimana mengolah energi migas secara benar namun juga mengembangkan energi terbarukan, namun saat ini kebijakan energi terbarukan belum dapat di sinergikan kepada lembaga lembaga yang berwenang," lanjut Roy.

Padahal Dalam buku Rencana Induk Pengembangan Energi Baru Terbarukan (RIPEBAT) 2010-2025 kementrian ESDM mencatat ke-enam provinsi tersebut adalah Papua , Kalimantan Timur , Sulawesi selatan , Kalimantan barat , sumatera utara , dan Aceh . ESDM juga mencatat bahwa untuk seluruh Indonesia, potensi energi skala besar dan kecil tidak kurang dari 75.670 MW , dan baru dimanfaatkan sebesar 4200 MW atau 5,6 persen.

Jadi kalau energi terbarukan di kembangkan maka tentu saja akan menghemat anggaran pemerintah.

Tulisan ini disumbangkan untuk jadi artikel situs Si-Nergi 
Sumber: Okezone 

Sadis, 64 Juta Ton Sampah akan disulap jadi 1TeraWatt listrik!

Kementerian ESDM saat ini sedang melirik potensi sampah menjadi energi terbarukan. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI melihat potensi Indonesia untuk memiliki sumber energi dari sampah begitu besar. Apalagi tiap tahun Indonesia menghasilkan 64 juta ton sampah. Hal ini harus mulai dimanfaatkan sebagai sumber energi.

Menurut Direktur Pengolahan Sampah Kementerian LHK Sudirman di Balaikota Depok disela - sela Workshop Urgensi Pembangunan Sistem Pengelolaan Sampah di Daerah dengan Kemenko Perekonomian, "ESDM jangan hanya fokus yang itu - itu saja. Tetapi coba kembangkan sampah menjadi energi terbarukan. 64 juta ton sampah se Indonesia. Bayangkan 1000 tonnya itu mampu hasilkan 16 MW listrik," 

Bila 1000 ton sampah menghasilkan 16MW listrik maka 64 juta ton sampah akan menghasilkan 1024000 MW Listrik atau sebesar 1000 Gigawatt atau sebesar 1TeraWatt Listrik! wow..sadis..

Lalu gimana caranya? Sudirman mendorong Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian untuk menggelontorkan subsidi kepada sejumlah daerah yang peduli penuntasan masalah sampah. Ia mengambil contoh cukup memilih 5 kota untuk fokus dalam program pengolahan sampah.

"ESDM harus mulai mikir dari situ. Manfaatkan sampah jadi energi terbarukan, jadi prioritas. Sampah itu justru lebih berkelanjutan kalau yang lain akan habis. Kelihatannya dana yang dimiliki pemda untuk olah sampah enggak cukup, pemerintah pusat harus bantu. Cari lima lokasi dimana pemerintahnya interest betul," katanya.

Ia mencontohkan kota Malang mampu berkomitmen untuk membuat bank sampah induk. Ia juga mendorong Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan banyak APBD yang dimiliki fokus mengolah sampah.

Semoga cepat terealisasi agar listrik tdak byar pet lagi, lanjutkan perjuangan energi terbarukan wahai ESDM.

Tulisan ini disumbangkan untuk jadi artikel situs Si-Nergi 
Sumber: Okezone